Pergerakan Arus Laut di Bumi
Arus laut merupakan aliran air laut dengan arah pergerakan tetap dan teratur yang disertai dengan berpindahnya massa air. Arus laut dipengaruhi oleh angin, perbedaan kadar garam (massa jenis air laut), perbedaan suhu, perbedaan tinggi muka air laut dan pasang surut air laut. Baca juga: Batas Geografis Negara Indonesia
1. Menurut letaknya, arus laut dibedakan sebagai berikut:
a. Arus atas adalah arus laut yang mengalir/bergerak di bagian atas permukaan laut.
b. Arus bawah adalah arus laut yang mengalir/bergerak di bawah permukaan laut.
2. Menurut suhunya, arus laut dibedakan sebagai berikut:
a. Arus panas adalah arus laut yang memiliki suhu lebih panas dibandingkan suhu air laut sekitar. Contohnya adalah arus Gulfstream dan Kurosyiwo.
b. Arus dingin adalah arus laut yang memiliki suhu lebih dingin dibandingkan suhu air laut di sekitarnya. Contohnya adalah arus Labrador dan Oyasyiwo.
Pergerakan atas persebaran arus laut di dunia meliputi arus laut di Samudera Pasifik, Samudera Atlantik dan Samudera Hindia. Pada pergerakan arus laut di Samudera Pasifik di sebelah utara ekuator terjadi pertemuan arus dingin Oyashio dan arus panas Kuroshio. Arus dingin Oyashio yang didorong oleh angin timur dan mengalir dari Selat Bering ke selatan dan ke sebelah timur kepulauan Jepang dan akhirnya bertemu dengan arus Kuroshio.
Pergerakan atau penyebaran arus laut di dunia meliputi arus laut di Samudera Pasifik, Samudera Atlantik, dan Samudera Hindia. Pada pergerakan arus laut di Samudera Pasifik di sebelah utara khatulistiwa terjadi pertemuan arus dingin Oyashio dan arus panas Kuroshio. Arus dingin Oyashio yang didorong oleh angin timur mengalir dari selat Bering ke selatan lalu ke timur Kepulauan Jepang dan akhirnya bertemu dengan arus Kuroshio. Wilayah pertemuan arus dingin Oyashio dengan arus panas Kuroshio kaya akan ikan karena melimpahnya plankton-plankton yang terbawa oleh arus Oyashio. Baca juga: Uniknya Morfologi Daerah Karst
Gelombang laut merupakan gerakan permukaan air namun tidak disertai dengan adanya perpindahan massa air yang pada umumnya pergerakan ini disebabkan oleh hembusan angin. Pada dasarnya, gelombang yang terjadi di laut disebabkan oleh angin, gravitasi bumi bulan matahari dan gempa tektonik maupun vulkanik di dasar laut. Tinggi gelombang rata-rata yang dihasilkan oleh angin merupakan kombinasi dari kecepatan angin, waktu angin bertiup, lamanya angin bertiup dan jarak angin bertiup tanpa rintangan.
Pada prinsipnya, semakin kencang angin bertiup maka semakin besar gelombang yang terbentuk dan pergerakan gelombang memiliki kecepatan yang tinggi sesuai dengan panjang gelombang yang besar. Ada dua tipe gelombang jika dilihat dari sifatnya yaitu:
a. Gelombang pembangun atau pembentuk pantai (constructive wave) adalah ciri ketinggian gelombang kecil dan kecepatan rambatnya rendah. Pada saat gelombang itu pecah di pantai maka gelombang tersebut akan mengangkut sedimen. Sedimen akan tertinggal di pantai ketika aliran balik dari gelombang pecah masuk ke dalam pasir atau pelan-pelan mengalir kembali ke laut lepas.
b. Gelombang perusak pantai (destructive wave), terjadi jika ketinggian dan kecepatan rambat yang sangat tinggi. Air yang kembali berputar memiliki lebih sedikit waktu untuk meresap ke dalam pasir. Ketika gelombang datang kembali menghantam pantai maka akan ada banyak volume air yang terkumpul dan mengangkut sedimen pantai menuju ke laut lepas atau wilayah perairan lain. Baca juga: Rip Current dan Longshore Current
Gelombang pasang merupakan kondisi naik atau turunnya permukaan air laut secara teratur karena pengaruh gravitasi matahari dan bulan terhadap massa bumi. Terdapat dua jenis gelombang pasang yaitu:
1. Pasang naik tertinggi (purnama), terjadi saat bulan baru dan bulan purnama karena pada saat itu terjadi konjungsi atau posisi matahari, bulan dan bumi berada pada garis lurus.
2. Pasang surut terendah (perbani), terjadi saat posisi matahari, bulan dan bumi membentuk sudut 90 derajat. Gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi berlawanan arah sehingga kekuatannya menjadi berkurang atau saling melemahkan.
Menurut jumlah kejadiannya, ada dua jenis pasang surut yaitu:
1. Pasang surut diurnal, terjadi jika dalam sehari ada 1 kali pasang naik dan 1 kali pasang surut. Pasang jenis ini biasanya terjadi di wilayah ekuator.
2. Pasang surut semi diurnal terjadi jika dalam sehari 2 kali pasang naik dan 2 kali surut.
Tsunami merupakan gelombang yang datang dari dalam laut karena adanya runtuhan dasar laut karena pergerakan lempeng atau gunung meletus. Panjang gelombang tsunami dapat mencapai 150 km dengan kecepatan 600-700 km/jam. Saat masih di laut terbuka tinggi gelombang hanya mencapai 5-12 m, namun ketika masuk pantai bisa mencapai lebih dari 20 m. Tsunami besar terakhir yang melanda dunia adalah di Jepang tahun 2013 dan di Aceh tahun 2004. Baca juga: Pola Aliran Sungai
Sumber https://geograph88.blogspot.com/
Arus Pembangun dan Perusak Pantai, pic:http://joapen.com/ |
1. Pasang naik tertinggi (purnama), terjadi saat bulan baru dan bulan purnama karena pada saat itu terjadi konjungsi atau posisi matahari, bulan dan bumi berada pada garis lurus.
2. Pasang surut terendah (perbani), terjadi saat posisi matahari, bulan dan bumi membentuk sudut 90 derajat. Gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi berlawanan arah sehingga kekuatannya menjadi berkurang atau saling melemahkan.
Menurut jumlah kejadiannya, ada dua jenis pasang surut yaitu:
1. Pasang surut diurnal, terjadi jika dalam sehari ada 1 kali pasang naik dan 1 kali pasang surut. Pasang jenis ini biasanya terjadi di wilayah ekuator.
2. Pasang surut semi diurnal terjadi jika dalam sehari 2 kali pasang naik dan 2 kali surut.
Tsunami merupakan gelombang yang datang dari dalam laut karena adanya runtuhan dasar laut karena pergerakan lempeng atau gunung meletus. Panjang gelombang tsunami dapat mencapai 150 km dengan kecepatan 600-700 km/jam. Saat masih di laut terbuka tinggi gelombang hanya mencapai 5-12 m, namun ketika masuk pantai bisa mencapai lebih dari 20 m. Tsunami besar terakhir yang melanda dunia adalah di Jepang tahun 2013 dan di Aceh tahun 2004. Baca juga: Pola Aliran Sungai